Pertanian berkelanjutan adalah kemampuan seorang petani untuk memproduksi pangan sedemikian rupa sehingga lingkungan dan ekosistem sekitarnya tidak terpengaruh oleh aktivitas pertaniannya. Ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan bentuk kegiatan pertanian ini yaitu permasalahan biofisik dan permasalahan sosial ekonomi. Biofisik berkaitan dengan aktivitas biologis seperti pergiliran tanaman, penggunaan pupuk dan nutrisi buatan serta ketersediaan sumber daya lain seperti air, angin dan sinar matahari, sedangkan sosial ekonomi berkaitan dengan lapangan kerja petani, biaya produksi dan jumlah total. menghasilkan.
Berbicara tentang atribut fisik keberlanjutan, belum dipahami dengan baik. Sebagian besar praktik pertanian menunjukkan bahwa hasil akhir dari praktik ini adalah erosi tanah, salinasi, dan genangan air. Sebagian besar hutan dan wilayah tropis telah kehilangan kesuburannya akibat budidaya berlebihan dan teknik pertanian konvensional. Teknik pertanian konvensional ini digantikan oleh teknik pertanian berkelanjutan. Teknik-teknik ini mencakup penggunaan pupuk modern, tanaman rekayasa genetika, nutrisi buatan, dan penggunaan sumber energi terbarukan.
Ada banyak teknik berkelanjutan untuk mengekstraksi unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Untuk nitrogen, kita dapat menggunakan bakteri pengikat nitrogen dan Proses Haber untuk mengekstraksi nitrogen dari udara secara industri. Terkait fosfor dan kalium, keduanya dapat dicampur dengan nitrogen dalam jumlah yang tepat untuk menghasilkan pupuk dengan hasil tinggi.
Di sebagian besar wilayah, curah hujan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasokan air, namun di wilayah lain diperlukan irigasi. Sistem irigasi ini harus dimanfaatkan dengan baik agar air yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Saluran harus mempunyai distribusi yang baik dan memadai. Selain itu genangan air dan penggunaan bahan kimia secara berlebihan harus dihindari karena dapat menyebabkan salinasi. Beberapa teknologi seperti sumur tabung dan pengeboran air telah meningkatkan penyebaran dan ketersediaan air secara signifikan.
Sumber Daya Alam saat ini langka dan praktik pertanian yang buruk menyebabkan kepunahan sumber daya tersebut. Selain itu, kebiasaan tersebut juga berkontribusi terhadap pencemaran dan kerusakan ekosistem. Hasil panen pada saat didistribusikan harus diperhitungkan dalam persamaan keberlanjutan. Artinya, seluruh biaya produksi dan distribusi tanaman harus diperhitungkan sebelum melakukan analisis biaya manfaat akhir.
Ada perdebatan besar antara berbagai pelaku usaha, petani, dan ilmuwan mengenai cara menjadikan pertanian berkelanjutan. Salah satu dari sedikit praktik yang bisa dilakukan adalah menanam banyak tanaman di satu lahan. Hal ini akan mengurangi hilangnya unsur hara dan menghilangkan kemungkinan erosi tanah. Di sisi lain, kondisi iklim dan sumber daya air akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Monokultur adalah metode lain yang berkaitan dengan pertanian berkelanjutan. Proses ini hanya menanam satu jenis tanaman di satu lahan, namun hal ini tidak dianjurkan karena lama kelamaan akan mengakibatkan tanah kehilangan kesuburannya.
Penggembalaan berlebihan juga merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap erosi tanah. Dampak faktor ini dapat dikurangi secara signifikan dengan memperkenalkan pendekatan berkelanjutan yang dikenal sebagai pengelolaan penggembalaan yang mencakup pembagian area penggembalaan menjadi beberapa padang rumput yang mudah dikelola dan memakan lebih sedikit ruang.
Pertanian berkelanjutan memang mempengaruhi hasil pangan secara keseluruhan dan perlu ditingkatkan karena populasi dunia yang terus meningkat namun teknik ini terkadang berdampak negatif terhadap lingkungan misalnya penggunaan pupuk yang menyebabkan eutrofikasi dan pembakaran hutan untuk membuka lahan untuk budidaya dapat menyebabkan karbon. emisi dioksida. Beberapa eksponen yang mendukung pertanian berkelanjutan setuju untuk menggunakan pertanian organik. Meskipun teknik ini menghasilkan hasil yang relatif rendah namun dapat digunakan sebagai alternatif di daerah yang rawan kekeringan. Ini adalah metode yang mahal namun jika masyarakat dididik tentang penggunaan teknik ini, maka besar kemungkinan teknik ini akan digunakan secara luas dan teknik-teknik baru akan diperkenalkan yang akan meningkatkan hasil di masa depan.
Gagasan lain yang baru-baru ini muncul di pasar untuk mencapai keberlanjutan adalah penerapan pertanian vertikal yang akan mengisolasi tanaman dari hama, menyediakan produksi setahun penuh, dan produksi di lokasi. Sekali lagi, biaya merupakan kekhawatiran utama yang tidak memungkinkan teknik pertanian berkelanjutan ini.
Kita dapat dengan mudah menyimpulkan fakta bahwa pertanian berkelanjutan adalah suatu kebutuhan di dunia modern, namun perlu adanya pertimbangan karena penerapan teknik-teknik ini tidak cukup layak dan memerlukan pemikiran. Meski begitu, teknik ini masih menjadi impian bagi negara-negara terbelakang dan berkembang.